Niagahoster discount up to 70%

Thursday, November 27, 2014

Transportasi di Jepang Bag. 4: Motor


Tema transportasi kali ini, JEI akan membahas ttg: MOTOR.


Motor di Jepang digolongkan dalam 4 kelas berdasarkan ukuran mesinnya: skuter, kecil, sedang, & besar. Sama kayak mobil, semua jenis motor harus diasuransikan & diinspeksi tiap bbrp tahun, plus kena pajak.


Dalam bhs Jepang, skuter lebih dikenal dgn nama gentsuki dgn mesin berukuran kurang dr 50cc. Kecepatan maksimum yg diizinkan adalah 30km/jam & nggak boleh ada yg membonceng.


Sekilas mirip skuter, motor kelas kecil ukuran mesinnya 50cc-125cc dgn kecepatan maksimum 50km/jam. Meski sudah boleh bawa penumpang, motor kelas kecil nggak boleh lewat di jalan tol.


Motor kelas sedang & besar boleh lewat di jalan tol asal nggak berpenumpang.

Motor kelas sedang bermesin 125cc-400cc dgn max speed 80km/jam di jalan tol & 50km/jam di jalan non-tol, sementara motor kelas besar mesinnya 400cc ke atas dgn max speed 80km/jam di jalan tol & 60km/jam di jalan non-tol.

Untuk urusan SIM...

Pengemudi skuter harus minimal berusia 16 thn & ikut kursus seblm mengambil SIM. Pemilik SIM mobil boleh mengambil SIM skuter cukup dgn ikut tes tertulis. Tapi, susahnya ituuuh... Ada seorang asing yg nulis di blog-nya kalau dia harus ujian sampe TIGA kali! Katanya, di kali terakhir, cuma 6 org yg lulus dr 35 peserta!
Yang punya SIM mobil bisa mengambil SIM motor kelas kecil tanpa ikut tes tertulis dan yang punya SIM mobil & SIM motor kecil bisa mengambil SIM motor kelas sedang tanpa ikut tes tertulis, sementara pengemudi motor kelas besar HARUS berusia minimal 18 thn & mengikuti semua ujian pengambilan SIM.
Ada lagi nih yg lucu: pengemudi motor (kecuali skuter) harus pakai peralatan lengkap setiap kali berkendara, yaitu jaket, helm, sarung tangan, dll.

Jepang punya sistem poin utk pengemudi motor yg akan dianulir ke angka 0 
kembali setelah setiap 3 thn. Tiap jenis pelanggaran punya nilai poin berbeda dgn pinalti & denda ber-beda2 kalau mencapai batas tertentu.
Contoh: ngebut melebihi batas kecepatan bernilai 6 poin dgn pinalti penahanan SIM selama 1 bln & denda 40.000 yen.
Contoh pelanggaran2 lain: nyetir sambil mabuk, nggak punya asuransi motor, pakai helm yg nggak sesuai, dst.

Orang asing bisa meng-‘konversi’ SIM motor dari negaranya jadi SIM motor Jepang dgn syarat harus mengikuti semua ujiannya.


Satu poin yg sama dgn Indonesia adalah di Jepang masih ada maling motor lho. Tapi walau sdh lapor ke kantor polisi, kemungkinan kembalinya cuma 50%... (tuh kan, sama)

Lain ceritanya sama motor skuter. Mentang2 aman, banyak org yg memarkir skuternya sembarangan tanpa dikunci! Habis, daripada memperbaiki skuter curian, lbh praktis & murah beli yg baru. Makanya yg jual skuter seken pun jarang!

Ikutin terus cerita JEI ttg transportasi Jepang di Bagian 5!



Transportasi Bagian 1
Transportasi Bagian 2
Transportasi Bagian 3
Transportasi Bagian 5
Transportasi Bagian 6

Mau belajar ke Jepang dgn program "Study in Japan" bersama JEI? Hubungi segera:

JELLYFISH EDUCATION INDONESIA (JEI)

Konsultan Belajar di Jepang

Gedung The Jakarta Post Lt. Dasar
Jl. Palmerah Barat 142-143 Jakarta 10270
Telp. (021) 5365-4610 / 11 (Senin-Jumat, 09.00-18.00)
Email: jellyfish.ina@gmail.com

Like Our Facebook Page: Jellyfish Indonesia
Follow Our Twitter: Jellyfish_INA
Google+ Page: Jellyfish Indonesia
Plurk: Jellyfish Indonesia
YouTube Channel: Jellyfish Edu-Ind
Pinterest Boards: Jellyfish Indonesia
Skype: Jellyfish-Indonesia
YM: Jellyfish.Indonesia



Motor2 di Jepang berdasarkan kelasnya