Niagahoster discount up to 70%

Tuesday, June 04, 2013

Arubaito alias Baito Bagian 3



Kalo JEI ngomongin soal baito di Jepang, memang nggak bakal ada habisnya. Maa, memang seru, sih!

Contohnya, kisah dari seorang cewek yang pernah belajar di sebuah kota kecil dekat Tokyo. Beberapa jenis pekerjaan pernah dijalaninya.
Hari Senin-Jumat sesudah belajar di sekolah bahasa Jepang, dia pernah bekerja di beberapa pabrik berbeda.
Yang pertama itu sebuah pabrik baja. "Jadi belajar cara pakai gergaji besi, deh! Terus, bisa jalan-jalan naik kereta karena pabriknya ada di kota sebelah. Oh, kami pernah ketinggalan kereta, dong! Sampai harus lari-lari dari stasiun ke pabrik."
Di sebuah pabrik camilan bar yang berbahan cumi olahan juga pernah. Sayang karena jadwal kerjanya yang hingga larut malam, dia memutuskan untuk berhenti dari pabrik tersebut, padahal gajinya cukup besar.
Kemudian dia mendapatkan baito di sebuah pabrik kecil produsen barang-barang logam kecil. Walau hanya sebentar bekerja di sana, dia mendapat photo printer yang waktu itu tergolong baru sebagai kenang-kenangan waktu menang game bingo dalam Bonenkai.
Di antara pabrik-pabrik itu, cewek ini juga pernah baito jadi kru cleaning service sebuah amusement center. "Bayangin saja, harus membersihkan toilet dan WC, ngepel lantai. Capek, sih, tapi jadi banyak kenalan."
Tapi, baito paling lama yang dijalaninya dan paling berkesan baginya adalah sebagai pencuci piring di sebuah restoran di pusat kota tempatnya tinggal. Baito-nya hanya di hari Sabtu-Minggu dan tanggal merah, hanya empat jam pula. "Tencho-nya baik, chef-nya baik, ganteng pula, rekan-rekan yang lain juga baik. Aku diajarin macam-macam!"

Sementara teman-temannya menjalani baito yang macam-macam jenisnya.
Ada yang jadi guru bahasa Inggris (secara dia orang Amerika: kerjanya santai dan gajinya besar!), kasir supermarket, pegawai minimarket, pengantar koran (ah, baito paling berat nih! harus setiap hari tanpa libur dan di pagi buta tanpa kenal cuaca panas atau dingin, tapi gajinya besar), buruh pabrik bento (ini juga berat, mengingat tingkat presisi dan kepedulian akan kebersihan ala Jepang yang ketat), pemetik buah di perkebunan, asisten chef restoran, staf di vila musim panas, buruh pabrik es krim di musim panas dan kue-kue di musim dingin, petugas katering untuk staf rumah sakit......
Nah, kan nggak ada habisnya!

Walau nantinya teman-teman nggak harus baito karena orangtua bisa mencukupi kebutuhan di selama di Jepang, tetap saja baito untuk mengisi waktu sambil belajar juga.
Baito akan memberi pengalaman tak terlupakan dan meninggalkan kesan mendalam.
Kita jadi punya kesempatan untuk ngobrol langsung dengan orang Jepang di luar lingkungan sekolah, berhadapan langsung dengan bahasa Jepang sehari-hari yang sebenarnya, dan mempraktikkan apa yang sudah susah-payah dipelajari di sekolah bahasa.
Selain itu, kita akan belajar untuk menghargai pekerjaan remeh-temeh yang biasanya tak pernah kita pikirkan (seperti membersihkan toilet dan mencuci piring), belajar menghargai orang yang biasanya mengerjakan pekerjaan itu untuk kita (melayani di supermarket atau minimarket), dan belajar untuk lebih menghargai uang serta cara penggunaannya (secara hasil keringat sendiri, pasti berasa beda).

Hmm..... di Bagian 4 nantinya enaknya cerita tentang apa ya???


Tan'go:
Bonenkai: Pesta akhir tahun yang biasanya diadakan oleh tiap institusi pendidikan atau usaha
Tencho: Kepala toko, manajer toko
Bento: Set makanan dalam kemasan

Arubaito Bagian 1
Arubaito Bagian 2

Untuk informasi mengenai program "Study in Japan", hubungi:

JELLYFISH EDUCATION INDONESIA (JEI)

Konsultan Belajar di Jepang

Gedung The Jakarta Post Lt. Dasar
Jl. Palmerah Barat 142-143 Jakarta 10270
Telp. (021) 5365-4610 / 11 (Senin-Jumat, 09.00-18.00)
Email: jellyfish.ina@gmail.com

Like Our Facebook Page: Jellyfish Indonesia
Follow Our Twitter: Jellyfish_INA
Google+ Page: Jellyfish Indonesia
Plurk: Jellyfish Indonesia
YouTube Channel: Jellyfish Edu-Ind
Pinterest Boards: Jellyfish Indonesia
Skype: Jellyfish-Indonesia
YM: Jellyfish.Indonesia