Niagahoster discount up to 70%

Thursday, November 27, 2014

Transportasi di Jepang Bag. 4: Motor


Tema transportasi kali ini, JEI akan membahas ttg: MOTOR.


Motor di Jepang digolongkan dalam 4 kelas berdasarkan ukuran mesinnya: skuter, kecil, sedang, & besar. Sama kayak mobil, semua jenis motor harus diasuransikan & diinspeksi tiap bbrp tahun, plus kena pajak.


Dalam bhs Jepang, skuter lebih dikenal dgn nama gentsuki dgn mesin berukuran kurang dr 50cc. Kecepatan maksimum yg diizinkan adalah 30km/jam & nggak boleh ada yg membonceng.


Sekilas mirip skuter, motor kelas kecil ukuran mesinnya 50cc-125cc dgn kecepatan maksimum 50km/jam. Meski sudah boleh bawa penumpang, motor kelas kecil nggak boleh lewat di jalan tol.


Motor kelas sedang & besar boleh lewat di jalan tol asal nggak berpenumpang.

Motor kelas sedang bermesin 125cc-400cc dgn max speed 80km/jam di jalan tol & 50km/jam di jalan non-tol, sementara motor kelas besar mesinnya 400cc ke atas dgn max speed 80km/jam di jalan tol & 60km/jam di jalan non-tol.

Untuk urusan SIM...

Pengemudi skuter harus minimal berusia 16 thn & ikut kursus seblm mengambil SIM. Pemilik SIM mobil boleh mengambil SIM skuter cukup dgn ikut tes tertulis. Tapi, susahnya ituuuh... Ada seorang asing yg nulis di blog-nya kalau dia harus ujian sampe TIGA kali! Katanya, di kali terakhir, cuma 6 org yg lulus dr 35 peserta!
Yang punya SIM mobil bisa mengambil SIM motor kelas kecil tanpa ikut tes tertulis dan yang punya SIM mobil & SIM motor kecil bisa mengambil SIM motor kelas sedang tanpa ikut tes tertulis, sementara pengemudi motor kelas besar HARUS berusia minimal 18 thn & mengikuti semua ujian pengambilan SIM.
Ada lagi nih yg lucu: pengemudi motor (kecuali skuter) harus pakai peralatan lengkap setiap kali berkendara, yaitu jaket, helm, sarung tangan, dll.

Jepang punya sistem poin utk pengemudi motor yg akan dianulir ke angka 0 
kembali setelah setiap 3 thn. Tiap jenis pelanggaran punya nilai poin berbeda dgn pinalti & denda ber-beda2 kalau mencapai batas tertentu.
Contoh: ngebut melebihi batas kecepatan bernilai 6 poin dgn pinalti penahanan SIM selama 1 bln & denda 40.000 yen.
Contoh pelanggaran2 lain: nyetir sambil mabuk, nggak punya asuransi motor, pakai helm yg nggak sesuai, dst.

Orang asing bisa meng-‘konversi’ SIM motor dari negaranya jadi SIM motor Jepang dgn syarat harus mengikuti semua ujiannya.


Satu poin yg sama dgn Indonesia adalah di Jepang masih ada maling motor lho. Tapi walau sdh lapor ke kantor polisi, kemungkinan kembalinya cuma 50%... (tuh kan, sama)

Lain ceritanya sama motor skuter. Mentang2 aman, banyak org yg memarkir skuternya sembarangan tanpa dikunci! Habis, daripada memperbaiki skuter curian, lbh praktis & murah beli yg baru. Makanya yg jual skuter seken pun jarang!

Ikutin terus cerita JEI ttg transportasi Jepang di Bagian 5!



Transportasi Bagian 1
Transportasi Bagian 2
Transportasi Bagian 3
Transportasi Bagian 5
Transportasi Bagian 6

Mau belajar ke Jepang dgn program "Study in Japan" bersama JEI? Hubungi segera:

JELLYFISH EDUCATION INDONESIA (JEI)

Konsultan Belajar di Jepang

Gedung The Jakarta Post Lt. Dasar
Jl. Palmerah Barat 142-143 Jakarta 10270
Telp. (021) 5365-4610 / 11 (Senin-Jumat, 09.00-18.00)
Email: jellyfish.ina@gmail.com

Like Our Facebook Page: Jellyfish Indonesia
Follow Our Twitter: Jellyfish_INA
Google+ Page: Jellyfish Indonesia
Plurk: Jellyfish Indonesia
YouTube Channel: Jellyfish Edu-Ind
Pinterest Boards: Jellyfish Indonesia
Skype: Jellyfish-Indonesia
YM: Jellyfish.Indonesia



Motor2 di Jepang berdasarkan kelasnya

Monday, November 24, 2014

Transportasi di Jepang Bag. 3: Mobil


Topik berikut yg mau JEI omongin dalam tema transportasi adalah MOBIL!


Dalam entri sebelumnya, JEI bilang kalau alat transportasi favorit di Jepang adalah kereta dan sepeda. Memangnya org Jepang yg punya mobil sedikit ya?

Banyak kok org Jepang yang punya mobil, tp mereka lbh milih naik kereta atau bersepeda utk se-hari2, terutama yg tinggal di kota2 besar, karena alasan2 berikut:
  1. Segala sesuatu yg berhubungan dengan mobil di Jepang itu... MUAHAL! >.< Bensinnya mahal, spareparts-nya mahal, bikin SIM-nya mahal, perawatannya mahal, aksesorisnya mahal, parkirnya mahal... T_T
  2. Nggak banyak tersedia tempat parkir, baik di daerah pemukiman maupun perkantoran. Kalau pun ada, MAHAL!
  3. Org asing susah banget utk bisa mengemudi di Jepang.
Pada intinya, di Jepang ada 2 jenis plat utk mobil pribadi: putih utk mobil berukuran normal dan kuning utk mobil2 kecil alias city car yg lg tren di kalangan anak muda.

Trus, syarat utk bisa beli mobil di Jepang adalah punya SIM & sdh punya tempat parkir. Rada aneh ya? -_-;;

  • Untuk punya SIM, org Jepang harus masuk sekolah nyetir, belajar teori & regulasi lalu lintas, dan terakhir, ikut ujian. Katanya, gagal ujian SIM 1-2 kali itu sdh biasa. Padahal biaya sekolah nyetir itu sekitar 170.000-300.000 yen lho...
  • Orang asing nggak boleh seenaknya nyetir di Jepang walau sudah punya SIM dari negara asalnya, harus punya SIM internasional yg diterbitkan negara asalnya. Pengecualiannya adalah mereka yang datang dari Jerman, Swis, & Perancis. Tapi SIM internasional ini pun cuma berlaku selama 1 thn stlh tiba di Jepang dan selanjutnya hrs tetap bikin SIM Jepang.
  • Sedangkan, soal parkir... Banyak gedung apartemen kecil nggak sedia tempat parkir, jd pemilik mobil hrs cari penyewaan dgn radius max 2km. Bukti biaya sewa parkir bulanan itulah yg dibawa bersama SIM utk membeli mobil. Biaya parkir di tengah kota itu 100-500 yen per 30-60 mnt, tapi ada jg tmpt2 yg pakai flat rate.
Sebenarnya, harga mobil di Jepang ‘relatif’ murah lho: rata2 di bwh 1 juta yen utk yg plat kuning & di atas 1 juta yen utk plat putih. Lantas, selain parkir & bikin SIM, apa lagi sih yg bikin punya mobil pribadi di Jepang itu mahal?
  1. Harga bensin termurah di Tokyo adalah 150 yen. Yep, lebih dari Rp15.000,- per liter -_-;; Btw, ada dua tipe SPBU di Jepang: full service & self service.
  2. Tiap 2-3 thn, mobil harus menjalani inspeksi menyeluruh dgn biaya sekitar 100.000-200.000 yen.
  3. Pemilik kendaraan hrs bayar pajak kendaraan tahunan yg jumlahnya tergantung ukuran mesin mobil.
  4. Tambah lg sama asuransi mobil tahunan, baik yg wajib & opsional, dgn kisaran harga 20.000-70.000 yen per tahun.
  5. Belakangan, mobil2 baru di Jepang dijual dgn diperlengkapi GPS alias car navi yg harganya 20.000-185.000 yen.
  6. Belum lagi biaya perawatan lainnya yg bikin pemiliknya hrs rogoh kocek sekitar 50.000 yen tiap tahunnya.
Makanya, mayoritas yg punya mobil pribadi di Jepang itu yg tinggal di daerah atau kota2 kecil atau yg punya anak!
Mereka yg single ato masi muda lebih memilih memakai mobilnya hanya di saat wiken atau traveling ke luar kota dan menggunakan transportasi umum untuk kegiatan se-hari2 (kuliah, kerja, dsb).

Sipp! Nah, obrolan ttg bermotor akan dilanjutkan di Bagian 4!

Transportasi Bagian 1

Transportasi Bagian 2
Transportasi Bagian 4
Transportasi Bagian 5
Transportasi Bagian 6

Mau tau tentang cara belajar ke Jepang program "Study in Japan", hubungi JEI di:

JELLYFISH EDUCATION INDONESIA (JEI)

Konsultan Belajar di Jepang

Gedung The Jakarta Post Lt. Dasar
Jl. Palmerah Barat 142-143 Jakarta 10270
Telp. (021) 5365-4610 / 11 (Senin-Jumat, 09.00-18.00)
Email: jellyfish.ina@gmail.com

Like Our Facebook Page: Jellyfish Indonesia
Follow Our Twitter: Jellyfish_INA
Google+ Page: Jellyfish Indonesia
Plurk: Jellyfish Indonesia
YouTube Channel: Jellyfish Edu-Ind
Pinterest Boards: Jellyfish Indonesia
Skype: Jellyfish-Indonesia
YM: Jellyfish.Indonesia


Thursday, November 20, 2014

Transportasi di Jepang Bag. 2: Sepeda

Mamachari dengan keranjang khasnya!

Lanjutin obrolan di Bagian 1, sekarang JEI cerita ttg SEPEDA!


Menurut statistik thn 2011, ada 1.200.000 km lebih jalan di Jepang, meliputi jalan biasa, jalan tol, & jembatan. Tapi, alat transportasi favorit kedua di Jepang stlh kereta justru si roda dua tak bermesin alias SEPEDA!


Selain murah-meriah, sepeda juga opsi yang baik untuk kesehatan serta praktis, plus ramah lingkungan! Makanya, banyak org Jepang menggunakan sepeda dlm kegiatan se-hari2nya, selama jaraknya tidak terlalu jauh.


Jadi, pemandangan2 berikut ini sudah biasa di mata org Jepang:

- mama yg mengantar anak sekolah atau pergi belanja naik sepeda
- bapak2 & cowok2 salaryman (karyawan kantor) lengkap dengan jas & tas laptopnya
- anak2 muda yg mau hangout dengan dandanan super keren
- cewek2 modis dgn high-heels-nya
- anak2 sekolah yg pulang-pergi sekolah be-ramai2

Jenis sepeda yg paling banyak bisa dilihat adalah model mamachari dgn keranjangnya yg biasa dipakai para ibu. Ada mamachari yg diberi tambahan mesin kecil, biasanya dipakai utk ibu2 yg membawa 2 anak atau dipakai para manula. Selain itu, model mountain bike & sepeda lipat jg mulai populer belakangan ini.


Di thn 2010, 658 org tewas akibat kecelakaan lalu lintas yg melibatkan pesepeda. Itu sebabnya, ada peraturan2 yg harus diperhatikan saat naik sepeda di Jepang, seperti:

- Sepeda harus berada di sisi kiri jalan, lewat trotoar di jalan2 besar, & mematuhi lampu lalu lintas spt pejalan kaki.
- Nggak boleh membonceng. Yg boleh dibonceng cuma anak di bawah 6 thn & maksimal 2 org. Anak2 yg dibonceng harus duduk dlm bangku khusus & yg membonceng minimal harus berusia 16 thn.
- Pesepeda anak2 di bawah usia 13 thn harus pakai helm.
- Nggak boleh sambil bawa payung, pakai earphone, memegang HP, atau di bawah pengaruh minuman beralkohol.
- Sepeda harus punya lampu dan belnya. Saat bersepeda di malam hari, lampu harus dinyalakan. Fakta menarik: org Jepang akan langsung menyingkir begitu dengar suara bel sepeda lho!
- Sepeda harus didaftarkan supaya kalau kena razia nggak dianggap sbg sepeda curian
- Sepeda harus diparkir pada tmpt yg sudah ditunjuk. Kalau nggak, bisa kena garuk saat dirazia polisi! XD

Mereka yg melanggar peraturan2 di atas tadi bisa didenda atau malah dimasukkan penjara. Eh, tapi jangan kaget ya: masih banyak org Jepang sendiri yg melanggar peraturan2 di atas lho! Hihihi...

Dan sama spt di Indonesia, dlm kecelakaan lalu lintas, kendaraan yg lebih besar hampir selalu jadi pihak yg bersalah.

Nah, teman2 yg belum bisa naik sepeda, sambil nunggu keberangkatan ke Jepang, belajar naik sepeda ya!


Transportasi Bagian 1

Transportasi Bagian 3
Transportasi Bagian 4
Transportasi Bagian 5
Transportasi Bagian 6

Informasi mengenai belajar ke Jepang serta program2 Study In Japan, hubungi JEI di:

JELLYFISH EDUCATION INDONESIA (JEI)

Konsultan Belajar di Jepang

Gedung The Jakarta Post Lt. Dasar
Jl. Palmerah Barat 142-143 Jakarta 10270
Telp. (021) 5365-4610 / 11 (Senin-Jumat, 09.00-18.00)
Email: jellyfish.ina@gmail.com

Like Our Facebook Page: Jellyfish Indonesia
Follow Our Twitter: Jellyfish_INA
Google+ Page: Jellyfish Indonesia
Plurk: Jellyfish Indonesia
YouTube Channel: Jellyfish Edu-Ind
Pinterest Boards: Jellyfish Indonesia
Skype: Jellyfish-Indonesia
YM: Jellyfish.Indonesia


Salaryman naik sepeda

Mamachari dengan motor dan boncengan khusus untuk anak


Monday, November 17, 2014

Transportasi di Jepang Bag. 1: Kereta

Tram di Jepang

JEI cerita sedikit ah, tentang cara orang Jepang bepergian ke mana2 alias sistem transportasi Jepang.


Mungkin seluruh dunia akan bilang kalau alat transportasi favorit org Jepang adalah kereta. Jadi, pertama JEI bagi soal kereta dulu ya!


Kereta pertama kali beroperasi di Jepang pada Zaman Edo di abad ke-19, menghubungkan Tokyo dengan Yokohama. Perkembangan kereta di Jepang sangat pesat karena moda transportasi yg satu ini disukai akibat daya angkutnya yg besar & berkecepatan relatif tinggi.


Ngomong2, jaringan rel kereta di Jepang itu sambung-menyambung satu sama lain sepanjang lebih dr 27.000km dari utara sampai selatan!


Menurut data thn 2006, sistem perkeretaan Jepang melayani lbh dr 22 juta penumpang & hampir 52 juta ton barang per harinya. Dari 50 stasiun kereta tersibuk di dunia, 46 di antaranya berada di Jepang. Mayoritas kereta bertugas untuk mengangkut penumpang dr kota satu ke kota lainnya. Tapi, di kota2 besar seperti Tokyo, Yokohama, & Osaka, kereta digunakan utk mengangkut penumpang dr satu bagian kota ke bagian lainnya. Dan di luar dugaan, nggak semua kota memiliki jalur kereta bawah tanah. Beberapa kota yang punya jalur bawah tanah adalah Kyoto, Nagoya, Osaka, Tokyo, & Yokohama.


Jalur kereta dioperasikan dua pihak; Japan Railways Group (mungkin lebih terkenal dgn singkatannya: JR) yang milik pemerintah Jepang & beberapa perusahaan swasta. Ada juga jalur khusus melayani pengangkutan barang yg dikelola oleh JR Freight.


Ada beberapa jenis kereta di Jepang; shinkansen, kereta biasa, trem, dan streetcar (kereta jalanan). Khusus kereta dalam kota, ada berbagai macam, tergantung pola berhentinya. Macam2 kereta dalam kota adalah lokal, cepat, ekspres, & ekpres terbatas, masing2 dgn harga & kecepatan berbeda.


Di stasiun kota2 besar, karcis kereta dibeli di mesin & penumpang harus melalui gerbang otomatis (kaisatsuguchi) utk memasuki peron. Tapi, di stasiun2 kecil atau kota2 kecil, karcis masih dibeli dan diperiksa secara manual. Sementara kondektur kereta cuma bisa ditemui di kereta2 dgn jarak tempuh jauh yg harganya mahal, contohnya shinkansen.

Btw, khusus buat penggemar kereta, ada beberapa jalur kereta istimewa yg masih dilayani kereta api batubara klasik dengan tujuan pariwisata.

Pingin rasain serunya naik kereta di Jepang, mending sekalian belajar di sana! He he he...


Transportasi Bagian 2

Transportasi Bagian 3
Transportasi Bagian 4
Transportasi Bagian 5
Transportasi Bagian 6

Untuk informasi lebih lanjut untuk belajar di Jepang & program2 Study in Japan JEI, hubungi:

JELLYFISH EDUCATION INDONESIA (JEI)

Konsultan Belajar di Jepang

Gedung The Jakarta Post Lt. Dasar
Jl. Palmerah Barat 142-143 Jakarta 10270
Telp. (021) 5365-4610 / 11 (Senin-Jumat, 09.00-18.00)
Email: jellyfish.ina@gmail.com

Like Our Facebook Page: Jellyfish Indonesia
Follow Our Twitter: Jellyfish_INA
Google+ Page: Jellyfish Indonesia
Plurk: Jellyfish Indonesia
YouTube Channel: Jellyfish Edu-Ind
Pinterest Boards: Jellyfish Indonesia
Skype: Jellyfish-Indonesia
YM: Jellyfish.Indonesia


Thursday, November 13, 2014

Onsen vs Sento

Sento dengan gambar latar Gunung Fuji
Memasuki musim gugur dan musim dingin, kalo berlibur paling asik nyobain pemandian air panas ala Jepang!
Ngomong2 soal pemandian air panas, di Jepang ada dua jenis, yaitu onsen dan sento. Anehnya, dalam bahasa Inggris onsen sering disebut sebagai Japanese spa, padahal nggak ada sesi pijatnya... -_-;;

Soreja, mungkin teman2 sudah sering dengar ttg onsen, tapi sento itu apa???

Sento itu sama2 pemandian air panas, tapi memakai air keran biasa yg kemudian dipanaskan dengan boilerSementara air utk onsen didatangkan langsung dari mata air panas, lengkap dgn mineral2nya.
Sento bisa kita temui di antara area pemukiman dengan pemandian indoor yang kebanyakan berlatar gambar Gn. Fuji. Selain itu, ada juga yg memakai gambar laut dll sbg latarnya. Nah, mereka yg yang ke sento biasanya nggak punya bathtub di rumahnya. Atau saluran gas/airnya lagi bermasalah. Meski ada juga yg ke sento hanya karena suka.
Untuk bisa mandi di sento, tiap org harus membayar 450 yen (standar Tokyo). Walau pemilik sento menyediakan sabun, sampo, & handuk dengan harga murah, lebih baik kamu bawa handuk & alat2 mandi sendiri.

Berbeda dari sento yang hanya dipakai di saat darurat, onsen dipilih untuk mengisi liburan atau untuk relaksasi.

Umumnya onsen letaknya outdoor; ada yg ditutup & yg nggak ditutup. Penutupnya bisa berupa dinding dari gipsum, kaca, bambu, atau kayu. Kebanyakan onsen merupakan bagian dari ryokan (penginapan tradisional Jepang), makanya ada jg onsen indoor yg ada dalam kamar mandi. Ada juga onsen yg letaknya di tengah2 alam liar tanpa ada yg mengelolanya sama sekali, seperti di tengah hutan, di atas gunung, di pantai, atau di tepi sungai. Malah di Nagano & Hokkaido, kamu bisa berendam sama macaque (monyet Jepang). Hayo, berani nggak? Hi hi hi...

Baik di sento maupun onsen, area pemandian dipisah utk laki2 & wanita karena semua orang harus masuk dgn kondisi TELANJANG! Pemandian campur yg mengharuskan pengunjungnya telanjang masih ada, tapi nggak banyak dan hanya di area pedesaan. Beberapa prefektur, termasuk Tokyo, mewajibkan pengunjung pemandian campur utk memakai baju renang atau baju khusus pemandian (berbahan handuk tipis).


Ngomong2, begini urutannya utk mandi maupun berendam di sento ato onsen:

1) Buka baju & sepatu/sandal di ruang loker. Yep, buka SEMUANYA! XD
2) Masuk ke area bilas di mana ada deretan keran ato shower untuk sabunan, sampoan, sikat gigi, dll.
3) Berendam di kolam air panas sekitar 15mnt. Kalo masi merasa kurang, kembali bilas dulu di shower, baru berendam lagi.
4) Kembali ke ruang loker utk mengeringkan badan dgn handuk, terus pakai baju.

Trus, ada beberapa hal yg harus diperhatikan kalau mau berkunjung ke sento atau onsen:

1) Mereka yg bertato atau punya piercing (selain di telinga) nggak diizinkan masuk. Peraturan itu dibuat utk menghindari masuknya yakuza (mafia Jepang) yg biasanya bertato di sekujur tubuh.
2) Usahakan busa sampo atau sabun tidak sampai masuk ke kolam pemandian.
3) Kalo merasa malu/risih, pengunjung boleh bawa handuk kecil ke area bilas, tapi handuknya gak boleh masuk pemandian. Jadi, handuk itu hanya berguna sebagai penutup selama jalan dari area loker, ke area bilas, ke kolam, & kembali ke loker.
4) Ada sento/onsen yg juga menolak menerima org asing, terutama mereka yg berkulit hitam... -_-;;

Belakangan muncul tren baru nih, yaitu ashiyu alias foot spa! Di ashiyu, nggak perlu buka baju: tinggal buka sepatu & langsung cemplungin kaki deh ke kolam air panas! Saking populernya, sekarang ada electronic ashiyu utk dipakai di rumah. Hmm, kayaknya asyik juga tuh...


Ja, kamu cukup pede utk bertelanjang ria & berendam di sento ato onsen???


Untuk informasi lebih lanjut mengenai program2 Study in Japan JEI, hubungi:

JELLYFISH EDUCATION INDONESIA (JEI)

Konsultan Belajar di Jepang

Gedung The Jakarta Post Lt. Dasar
Jl. Palmerah Barat 142-143 Jakarta 10270
Telp. (021) 5365-4610 / 11 (Senin-Jumat, 09.00-18.00)
Email: jellyfish.ina@gmail.com

Like Our Facebook Page: Jellyfish Indonesia
Follow Our Twitter: Jellyfish_INA
Google+ Page: Jellyfish Indonesia
Plurk: Jellyfish Indonesia
YouTube Channel: Jellyfish Edu-Ind
Pinterest Boards: Jellyfish Indonesia
Skype: Jellyfish-Indonesia
YM: Jellyfish.Indonesia



Sento di tengah area pemukiman


Sento modern
Onsen outdoor tanpa penutup. Fu fu fu...


Onsen di tengah alam liar


Berendam sama macaque! Kamu berani???


Ashiyu alias foot spa


Electronic ashiyu. Pingin ih...

Monday, November 10, 2014

Serunya Winter School JEI


Dalam entri sebelumnya, JEI udah cerita tentang Program Short Term kan ya?
Sekarang, cerita sedikit tentang serunya ikutan Program Short Term Winter School aaah...

Musim dingin di Jepang dimulai mengikuti berakhirnya musim gugur, yaitu di bulan Desember, dan akan berganti ke musim semi di pertengahan bulan Maret. Lumayan lama ya... -_-;;
Suhu udara selama musim dingin di Jepang itu berkisar antara 18 derajat Celcius sampai -10 derajat Celcius. Tapi krn Jepang terbentang dr utara ke selatan, durasi & suhu rata2 tiap musim pun ber-beda2 di  masing2 daerah.
Contohnya, musim dingin di Jepang Utara (Hokkaido) lebih panjang daripada di Jepang Selatan (Okinawa) dan suhu rata2 di Hokkaido pun lebih rendah daripada di Okinawa.

Kalau teman2 ikutan Winter School bareng JEI, kegiatan2 yg akan kalian jalani selama di sana antara lain:
  • Pertama, udah jelas, belajar bahasa Jepang di kelas: baca-tulis, tata bahasa, percakapan, dll. Guru2 di SBJ itu semuanya pro, jadi jangan berpikir gak akan dapat apa2 walau cuma belajar dalam waktu singkat!
  • Kedua, pengenalan budaya Jepang: ikut upacara minum teh, belajar shodo (kaligrafi), dsb. Malah ada jg SBJ yg sampai ngadain acara bikin mochi di Tahun Baru lho!
  • Ketiga, pengenalan keseharian Jepang: makanannya, cara naik kereta, tinggal di apato, dst. Oh, iya! Jangan lupa juga untuk nyobain makanan khas musim dingin di daerah yg kalian pilih!
  • Keempat, mungkin ini yg paling seru dari antara kegiatan2 Winter School: JALAN-JALAN! Kunjungan ke kuil, jalan2 ke tempat pariwisata, main skating, dan macam2 lagi.  Kalau SBJ pilihanmu lokasinya daerah tengah-utara Jepang, kamu malah bisa diajak main ski!
JEI ingatkan kembali, Program Short Term ini fleksibel banget.
Teman2 bisa pilih durasi sesuai keinginan: 2 minggu, 1 bulan, 3 bulan, atau 6 bulan. Begitu juga dengan lokasinya: Tokyo, Osaka, Utsunomiya (Tochigi), Kofu (Yamanashi), Saga, atau berbagai daerah lainnya di Jepang.

Pingin tahu rasanya belajar di Jepang sebelum mutusin kuliah di sana?
Ikut aja Winter School dulu! Pendaftaran sampai tgl 1 Des 2014!

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Program Short Term atau Study in Japan lainnya, hubungi:

JELLYFISH EDUCATION INDONESIA (JEI)

Konsultan Belajar di Jepang

Gedung The Jakarta Post Lt. Dasar
Jl. Palmerah Barat 142-143 Jakarta 10270
Telp. (021) 5365-4610 / 11 (Senin-Jumat, 09.00-18.00)
Email: jellyfish.ina@gmail.com

Like Our Facebook Page: Jellyfish Indonesia
Follow Our Twitter: Jellyfish_INA
Google+ Page: Jellyfish Indonesia
Plurk: Jellyfish Indonesia
YouTube Channel: Jellyfish Edu-Ind
Pinterest Boards: Jellyfish Indonesia
Skype: Jellyfish-Indonesia
YM: Jellyfish.Indonesia

Thursday, November 06, 2014

Program Short Term JEI



Ja, mungkin teman2 sudah tahu kalau JEI punya Program Long Term yg lebih cocok buat mereka yg berencana melanjutkan ke perguruan tinggi di Jepang. Program Long Term juga pas untuk teman2 pernah belajar bahasa Jepang & ingin mengasah kemampuannya lebih lanjut.
Tapi, bagi teman2 yg terbatas oleh waktu, Program Short Term bisa jadi opsi kalau kalian tetap pingin belajar bahasa Jepang di Jepang.

Program Short Term itu fleksibel banget lho, baik syarat2nya, lokasi, & waktu, bahkan isi programnya.

1. Dari segi usia: Program Short Term nggak ada batasan usia, makanya teman2 yg belum lulus SMA atau belum berusia 18 thn boleh mendaftar untuk ikut. Tapi, JEI menganjurkan supaya teman2 di bawah usia 15 tahun disertai pendamping orang dewasa.
2. Dari segi syarat lain: cuma ada 2 kok, yaitu mampu secara finansial & bisa melengkapi dokumen2 yg diperlukan (data pribadi, data finansial, dll).
3. Dari segi lokasi: untuk Program Short Term, JEI punya kerja sama dengan beberapa SBJ dari berbagai kota di Jepang: Tokyo, Osaka, Utsunomiya (Tochigi), Kofu (Yamanashi), Saga, dll.
4. Dari segi waktu: bisa memilih sesuai musim, yaitu semi, panas, gugur, & dingin.
5. Dari segi durasi: Program Short Term tersedia dalam durasi 2 minggu, 1 bulan, 3 bulan, atau 6 bulan.

Sedikit berbeda dengan Program Long Term, Program Short Term lebih santai & lebih seru karena proses belajar bahasa Jepang-nya nggak cuma dilakukan di dalam kelas!
Ada kunjungan ke tempat2 bersejarah, ikut workshop2 budaya, dan belajar memasak. Teman2 jg akan diajak melakukan kegiatan2 se-hari2 orang Jepang, seperti pergi ke mana2 naik kereta atau naik sepeda, nonton pertandingan baseball atau pertunjukan kembang api, main ski & nginap di ryokan, ikut kegiatan sukarela yang diselenggarakan pemda setempat, dan masih banyak lagi!

Nah, kalau memilih ke Tochigi, teman2 bisa sekalian mencoba Program Work in Japan ala JEI tuh! Tapi syarat untuk ikutan Work in Japan ini berbeda karena ditujukan hanya buat mereka yg sudah lulus D3/S1 atau minimal sedang dalam semester terakhir.
Nilai plus dari ikutan program yang satu ini, sambil belajar bahasa & budaya Jepang, teman2 akan diajari juga etika kerja ala Jepang lewat kegiatan uji coba kerjanya. Pengetahuan etika kerja & bahasa Jepang itu nantinya bisa nambah modal teman2 untuk mencari kerja lho, baik di Indonesia maupun Jepang.

Saat ini, JEI lagi membuka pendaftaran untuk Winter School Intake Januari 2015 dan lagi mempersiapkan Summer School Intake Juli 2015.

Tempat terbatas lho, jadi buruan daftar ya! ^_^

JELLYFISH EDUCATION INDONESIA (JEI)

Konsultan Belajar di Jepang

Gedung The Jakarta Post Lt. Dasar
Jl. Palmerah Barat 142-143 Jakarta 10270
Telp. (021) 5365-4610 / 11 (Senin-Jumat, 09.00-18.00)
Email: jellyfish.ina@gmail.com

Like Our Facebook Page: Jellyfish Indonesia
Follow Our Twitter: Jellyfish_INA
Google+ Page: Jellyfish Indonesia
Plurk: Jellyfish Indonesia
YouTube Channel: Jellyfish Edu-Ind
Pinterest Boards: Jellyfish Indonesia
Skype: Jellyfish-Indonesia
YM: Jellyfish.Indonesia

Monday, November 03, 2014

Nggak Tinggal di Jakarta? Nggak Masalah!


Kabar baik buat teman-teman yang di luar kota Jakarta!

Ingin belajar ke Jepang lewat Program “Study in Japan” ala JEI, tapi nggak berdomisili di Jakarta? Nggak usah khawatir! Menggunakan teknologi saat ini, JEI akan tetap bisa melayani supaya kamu bisa berangkat untuk sekolah ke Jepang!

Gimana caranya?

1. Mempergunakan jasa kurir
Dokumen2 penting yang harus ada aslinya, bisa kamu kirim dengan memakai jasa kurir. Pilih layanan jasa kurir paling terpercaya di kotamu, catat nomor paketnya, dan telusuri lewat internet atau telepon. Kami akan menelepon kamu begitu dokumennya sampai di tangan kami!

2. Mempergunakan teknologi internet
Dokumen2 yang nggak perlu ada aslinya bisa kamu scan dan file-nya dikirim lewat email. Kalau via email nggak bisa (karena ukuran file terlalu besar), kamu bisa pakai teknologi cloud memory, seperti DropBox atau Google Drive.

3. Mempergunakan telepon
Pastikan hape kamu selalu aktif, jadi komunikasi dengan JEI akan terus terjaga.

Hora... Nggak susah kan??? Buktinya, sudah ada teman-teman dari Bogor, Bandung, Yogyakarta, dan Malang yang berangkat ke Jepang bersama JEI!

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Program Short Term atau Study in Japan lainnya, hubungi:

JELLYFISH EDUCATION INDONESIA (JEI)

Konsultan Belajar di Jepang

Gedung The Jakarta Post Lt. Dasar
Jl. Palmerah Barat 142-143 Jakarta 10270
Telp. (021) 5365-4610 / 11 (Senin-Jumat, 09.00-18.00)
Email: jellyfish.ina@gmail.com

Like Our Facebook Page: Jellyfish Indonesia
Follow Our Twitter: Jellyfish_INA
Google+ Page: Jellyfish Indonesia
Plurk: Jellyfish Indonesia
YouTube Channel: Jellyfish Edu-Ind
Pinterest Boards: Jellyfish Indonesia
Skype: Jellyfish-Indonesia
YM: Jellyfish.Indonesia