Niagahoster discount up to 70%

Friday, June 28, 2013

Main di Jepang Bagian 2: Amusement Center

Salah satu amusement center di Odaiba

Menjelang weekend lagi, teman2 JEI! Waktunya untuk santai sejenak, melepas penat, jalan-jalan, dan pergi main. Kalau nggak ada jadwal baito.
Tapi... Nggak mau ke karaoke melulu! 'Kan bosan!
Oke, kalau begitu, ke amusement center aja!

Amusement center itu kayak amusement park, cuma dalam skala kecil dan indoor. Isinya bisa macam-macam tuh: karaoke hall, mesin arcade dan online games, bilyar, dart boards, arena bowling, roller coaster, bombom car, aneka mesin purikura, sinema 4D, wahana-wahana heboh, dan banyak lagi.

Di Indonesia--well, di Jakarta, to be exactly--konsep tempat begini udah ada sih, dan biasanya ada di mall, tapi mayoritas menitikberatkan pada mainan anak2!
Amusement center di Jepang biasanya ditujukan untuk semua anggota keluarga, jadi baik orang dewasa maupun anak2 bisa banget have fun di sini. Asal jangan sampai salah naik aja: anak2 naik roller coaster untuk orang dewasa. Roller coaster-nya biar keliatannya kecil, ada yang 'berbahaya' juga lho. Lagian, nggak mungkin salah naik juga sih, pasti dah dicegat sama petugasnya =p

Soal harga..... HTM-nya nggak semahal amusement park kok. Tapi, harga makanan & minuman udah jelas mahal. Yah, namanya juga di tempat begitu. Mana ada yg nggak mahal??

So, bete di weekend?
Nggak mongken lah yaaaaaa XDDD

Untuk informasi mengenai program "Study in Japan", hubungi:

JELLYFISH EDUCATION INDONESIA (JEI)

Konsultan Belajar di Jepang

Gedung The Jakarta Post Lt. Dasar
Jl. Palmerah Barat 142-143 Jakarta 10270
Telp. (021) 5365-4610 / 11 (Senin-Jumat, 09.00-18.00)
Email: jellyfish.ina@gmail.com

Like Our Facebook Page: Jellyfish Indonesia
Follow Our Twitter: Jellyfish_INA
Google+ Page: Jellyfish Indonesia
Plurk: Jellyfish Indonesia
YouTube Channel: Jellyfish Edu-Ind
Pinterest Boards: Jellyfish Indonesia
Skype: Jellyfish-Indonesia
YM: Jellyfish.Indonesia



Snow Board Ride, salah satu wahana dalam Joypolis
Asobono, indoor playground khusus anak2 yg ada di Tokyo Dome City
Poster iklan untuk Legoland Discovery Center Tokyo, Odaiba
Kayaknya seru banget ya...
Sudah pernah nyoba main dart?
Sebuah amusement center dalam gedung megah di Machida.
Yep, isinya mainan semua! ^^
Salah satu amusement center terkenal di Tokyo
yang punya arena bowling, arcade, karaoke, dan bilyar
Dia buka sampai jam 6 pagi lho!

Thursday, June 27, 2013

Jenis Perguruan Tinggi di Jepang

Suasana lagi kuliah. Nggak jauh beda, 'kan, sama di Indonesia?
Konnichiwa, teman2 JEI.

Sebenarnya, sistem pendidikan di Jepang nggak begitu jauh berbeda dari Indonesia lho. Buktinya, mereka juga punya Program Wajib Belajar 9 tahun, yaitu tingkat SD dan SMP. Yang bikin beda, Program Wajib Belajar di Jepang itu ada embel-embel 'plus'-nya, yaitu sampai tingkat SMU dan Perguruan Tinggi (PT).
Menurut data tahun 2011, ada 1200 PT di Jepang saat itu dengan jumlah mahasiswa 3.22 orang. 80% dari jumlah PT itu dimiliki pihak swasta, begitu juga dengan jumlah mahasiswanya.

Dari segi pengelola, ada tiga macam PT di Jepang, yaitu PT negeri, PT pemda, dan PT swasta.  PT negeri awalnya sepenuhnya dikelola oleh pemerintah, tapi direorganisasi sejak tahun 2004 dengan mengadopsi sistem korporat untuk meningkatkan mutu pendidikan dan penelitiannya.

Ada perguruan tinggi yang berhak ngasih gelar pada mahasiswanya yang udah menyelesaikan kreditnya. Itu pun dibagi lagi sesuai programnya:
- akademi dan sekolah kejuruan (diploma, durasi 2 - 4 tahun)
- universitas (sarjana, durasi 4 tahun)
- pascasarjana (2 tahun untuk master, 5 tahun untuk profesor, dan 2 tahun untuk akta profesional)

Ada juga institusi lain, yaitu:
- politeknik (diploma, durasi 5 tahun)
- sekolah tinggi (spesialis, durasinya 2-3 tahun & spesialis tingkat tinggi, durasinya 4 tahun)

Makin nggak sabar mau lanjutin pendidikanmu di Negeri Sakura ini?
Buruan hubungin JEI di:

JELLYFISH EDUCATION INDONESIA (JEI)

Konsultan Belajar di Jepang

Gedung The Jakarta Post Lt. Dasar
Jl. Palmerah Barat 142-143 Jakarta 10270
Telp. (021) 5365-4610 / 11 (Senin-Jumat, 09.00-18.00)
Email: jellyfish.ina@gmail.com

Like Our Facebook Page: Jellyfish Indonesia
Follow Our Twitter: Jellyfish_INA
Google+ Page: Jellyfish Indonesia
Plurk: Jellyfish Indonesia
YouTube Channel: Jellyfish Edu-Ind
Pinterest Boards: Jellyfish Indonesia
Skype: Jellyfish-Indonesia
YM: Jellyfish.Indonesia



Suasana di lab praktikum sebuah PT

Wednesday, June 26, 2013

Belanja di Jepang Bagian 5: Toko Barang Bekas

Untuk ukuran toko barang bekas, besar juga kan?

Oke, teman2 JEI, mari kita ngobrol soal belanja lagi. Kali ini, tentang belanja BARANG BEKAS!
Noup, you didn't read it wrong, kita beneran mau ngomongin soal belanja barang bekas.

Berbeda sama di Indonesia, di mana umumnya satu barang dipakai sampai benar-benar habis masa pakainya (alias rusak dan benar2 nggak bisa diperbaiki!), orang Jepang akan menjual benda-benda miliknya yang sudah nggak ingin dipakai.
Beberapa toko terkenal justru karena melayani jual-beli barang bekas, contohnya jaringan toko OFF yg punya banyak cabang: Off House untuk alat2 rumah tangga dan pakaian, Hard OFF untuk macam2 alat elektronik, olahraga, mainan, figurine, dan konsul game, Book OFF untuk buku, CD, DVD, dan game, dan masih banyak lagi.

Harga jualnya kadang memang nggak seberapa dan disesuaikan dengan barangnya: kondisi, merek, usia, tingkat kelangkaan, dll. Si pemilik sebelumnya pasti punya pertimbangan2 tertentu yg bikin hal ini bukan lagi jadi hal luar biasa, contohnya ketiadaan space penyimpanan, mahalnya ongkos pengirimannya (kalau si pemilik mau pindah rumah), atau sudah bosan sama modelnya dan pingin ganti model terbaru! ^^

Tapi, ini yg paling penting, harga barang2 di jaringan toko bekas ini............ MIRING BANGET!!!
Coat musim dingin yg masih dlm kondisi sempurna dijual 300 yen di OFF House!? Atau tas tangan yg stylish abis dgn harga 200 yen!? Kemeja dibanderol 100 yen? Bahkan di Shimamura (baca Bagian 3!) aja belum tentu dapat segitu!
CD band zaman baheula yg udah nggak diproduksi lagi, manga klasik favoritmu yg nggak mungkin dicetak ulang, DVD film yg udah kamu cari2 keliling Jakarta? Bisa jadi malah ketemu di Book OFF.
Figurine Star Wars yg di Indonesia harganya selangit ada di Hard OFF dgn harga 198 yen, TV seharga 800 yen, lensa utk kamera DLSR-mu dgn label 600 yen.
Nah, siapa yg nggak bahagia tuh???

Haiyah, nggak usah malu ato gengsi belanja barang bekas. Kalo bajunya memang keren atau barang yg kamu beli memang berguna, kenapa nggak??
Tambahan, nih. Baju2 yg dijual memang bekas dan sudah dicuci oleh tokonya, tapi ada baiknya kamu cuci ulang sebelum dipakai, kalau perlu direndam dulu pakai air panas sebelum dicuci.
Tapi, ingat sekali lagi, jangan kalap yaaaaaa XDDD

Belanja di Jepang Bagian 1

Belanja di Jepang Bagian 2
Belanja di Jepang Bagian 3
Belanja di Jepang Bagian 4

Untuk informasi mengenai program "Study in Japan", hubungi:

JELLYFISH EDUCATION INDONESIA (JEI)

Konsultan Belajar di Jepang

Gedung The Jakarta Post Lt. Dasar
Jl. Palmerah Barat 142-143 Jakarta 10270
Telp. (021) 5365-4610 / 11 (Senin-Jumat, 09.00-18.00)
Email: jellyfish.ina@gmail.com

Like Our Facebook Page: Jellyfish Indonesia
Follow Our Twitter: Jellyfish_INA
Google+ Page: Jellyfish Indonesia
Plurk: Jellyfish Indonesia
YouTube Channel: Jellyfish Edu-Ind
Pinterest Boards: Jellyfish Indonesia
Skype: Jellyfish-Indonesia
YM: Jellyfish.Indonesia


Manga yang baru, harganya di atas 300 yen lho!


One's junk can be other's treasure, right? =p
Hmm... Vidcam-nya boljug tuh....
Siapa tau malah nemu baju uber cute???

Friday, June 21, 2013

Jalan Kaki di Tokyo

Shibuya Crossing dekat Stasiun Shibuya. Saking banyaknya orang yang menyeberang,
bisa kebawa arus dan akhirnya salah nyebrang! XDDD
Teman2 JEI, kalau di Jakarta, banyak orang malas mau jalan kaki terlalu jauh. Alasan pertama, sudah jelas karena cuaca panas. Tambah lagi, jalan di trotoar itu nggak nyaman karena kotor, rusak sebagian, dan harus rebutan sama motor, PKL, dll. Malah banyak jalan ramai yang nggak ada trotoarnya!
Banyak yang akhirnya bela-belain naik angkot, naik motor, atau malah naik mobil untuk jarak terdekat sekali pun.

Sedangkan di Tokyo........
Ya jelas beda laaaaaah, namanya juga negara maju. Trotoar di jalan-jalan utama itu mungkin bisa dilaluin mobil lho! Dan walau di jalan-jalan kecil nggak ada trotoarnya, tetap ada garis pembatas untuk pejalan kaki bisa lewat dengan aman. Juga bersih dan nggak ada yang jualan. Malah ada penuntun untuk para tuna netra.

Hanya saja, kalau nggak biasa jalan kaki jauh di Jakarta, harus siap pegal-pegal kakinya di awal masa adaptasi. Karena Tokyo memang diperlengkapi dengan sistem transportasi umum yang memadai, terutama sistem keretanya yang asyik banget, tapi daerah antar stasiun itu semua orang harus jalan kaki!
Noup, nggak ada angkot, nggak ada ojek. Bus memang ada sih, tapi nggak terlalu bisa diandalkan (lebih cocok untuk jarak yang agak jauh)
Belum lagi stasiun-stasiun yang dipenuhi tangga! Jadi, kalau harus ganti kereta, porsi 'olahraga'-mu bakal ditambah dengan naik-turun tangga untuk berpindah peron!
Terus, karena beda waktu tiba kereta di peron 1 dengan waktu berangkat kereta di peron 2 cuma beda beberapa menit, harus lari supaya nggak telat sampai di tujuan!
Tapi, justru dengan jalan kaki ini kita bisa sekalian jalan-jalan dan lihat-lihat ^^
Pantesan aja orang yang tinggal di Tokyo mayoritas kurus!
Er..... Nggak juga sih..... *lirik seseorang*
Wakakakakaka.....

Hal lain yang perlu diingat: orang Jepang mematuhi peraturan lalu lintas! Kita pun harus ikut begitu.
Jadi, harus menyeberang pada tempatnya (di zebra cross atau naik jembatan penyeberangan) dan pada waktunya (ada lampunya). Kalau ada tanda dilarang lewat, jangan ngeyel karena ada kemungkinan berbahaya. Di saat hujan dan membawa payung, perhatikan orang sekitarmu juga, jangan sampai payungmu mengganggu orang lain.

Oh iya, satu lagi.
Umumnya, orang Tokyo jalannya cepat. Jadi, kalau jalannya leha-leha seperti biasa kita lakukan di Jakarta, bisa-bisa malah disenggol kanan-kiri!
Dan memang tingkat kriminalitas di Jepang kecil, tapi yang namanya copet atau jambret masih ada di daerah-daerah tertentu. Makanya, harus tetap hati-hati.

"Ada pilihan lain selain jalan kaki, nggak?"
Ada: NAIK SEPEDA!
Lain lagi tuh serunya kalau naik sepeda! Tapi, lanjutin nanti aja yaaaaa

Nah, biar nggak sempat pegal-pegal, biasakan diri dulu deh sebelum berangkat dan terjun ke keramaian pejalan kaki Tokyo!

PS: Shibuya Crossing? Itu lhooo, persimpangan super ramai yang ditembus untuk balapan mobil di "Fast and Furious: Tokyo Drift"! Ingat kan??? ^^

Untuk informasi mengenai program "Study in Japan", hubungi:

JELLYFISH EDUCATION INDONESIA (JEI)

Konsultan Belajar di Jepang

Gedung The Jakarta Post Lt. Dasar
Jl. Palmerah Barat 142-143 Jakarta 10270
Telp. (021) 5365-4610 / 11 (Senin-Jumat, 09.00-18.00)
Email: jellyfish.ina@gmail.com

Like Our Facebook Page: Jellyfish Indonesia
Follow Our Twitter: Jellyfish_INA
Google+ Page: Jellyfish Indonesia
Plurk: Jellyfish Indonesia
YouTube Channel: Jellyfish Edu-Ind
Pinterest Boards: Jellyfish Indonesia
Skype: Jellyfish-Indonesia
YM: Jellyfish.Indonesia


Shibuya Crossing dilihat dari atas
Orang banyak yang menyeberang dari arah Stasiun Shibuya di Shibuya Crossing
Kalau hujan, jangan lupa bawa payung.
Cowok-cowok Jepang bawa payung juga, kok... ^^;;

Thursday, June 20, 2013

Apato di Jepang Bag. 4: Kotatsu

Kotatsu lengkap dengan selimut dan karpetnya,
pas banget untuk apato atau kamar berukuran kecil!
Memang sih, sekarang baru mulai masuk musim panas di Jepang, tapi nggak ada salahnya JEI ngomongin soal benda ini kan? Hitung-hitung persiapan buat musim gugur dan musim dingin nanti. Ha ha ha ha ha.....

Kotatsu itu benda apa sih?

Tokoh Nodame dari manga/anime/dorama "Nodame Cantabile" terkenal doyan banget ngedon dalam kotatsu. Orang-orang yang sudah ngerasain enaknya kotatsu juga mengakui, "sekali masuk, susah keluar!"

Banyak siswa Indonesia yang terbiasa dengan iklim tropis Indonesia merana begitu memasuki musim gugur, apalagi musim dingin, karena nggak biasa dengan udara dingin. Lha, kalau suhunya lagi drop, bisa sampai -10 derajat lho! Dan itu masih di daerah Kanto (Tokyo dan sekitarnya). Bayangin betapa dinginnya daerah-daerah yang letaknya lebih ke utara kayak Aomori dan Hokkaido. Hiiii....  >.<
Tapi, kalau terus-terusan nyalain pemanas, tagihan listrik bisa melunjak! Pakai pemanas berbahan bakar minyak tanah, nggak berani karena takut bisa jadi kebakaran. Pakai baju berlapis-lapis dalam rumah pun nggak nyaman.
Well, kalau kamu memilih tinggal di salah satu apato ato asrama yang disediakan JEI sih, nggak perlu khawatir soal tagihan listik. Tapi, kalau kamu memang memilih untuk tinggal di tempat dengan tagihan listrik terpisah.....
Kotatsu bisa jadi penyelamat di kala dingin datang menyerang! *halah, lebay*

Kotatsu sebenarnya cuma meja biasa kok. Yang bikin luar biasa adalah mesin pemanas pada rangka kaki mejanya dan selimut tebal yang dijepit di antara rangka kaki dengan bagian atasnya. Biasanya ditata di atas karpet atau langsung di atas tatami, dengan bantal duduk atau kursi tak berkaki. Konsumsi listriknya pun nggak besar walau dinyalain sepanjang hari.
Kamu tinggal pakai sweater tebal, abis itu masuk kotatsu, dan nggak akan keluar lagi saking nyamannya........... Makan, nonton TV, belajar, ngobrol sama teman, bobo siang..... Semuanya dilakukan dalam kotatsu......
*kesannya jadi ngajarin malas ya?*

Model meja kotatsu ada macam-macam: kotak, bulat, persegi panjang, dll. Warna, motif, dan bahan selimutnya juga ada banyak. Sementara harga 1 set berisi 3 item (rangka meja+pemanas+bagian atas, selimut, dan karpet) termurah itu sekitar 15-16 ribu yen.

Terus, gimana kalau musim dinginnya sudah lewat?
Tinggal lepas selimutnya dari meja, lalu dicuci dan disimpan baik-baik sampai musim gugur datang lagi! Mejanya masih bisa dipakai untuk....... makan, nonton TV, belajar, ngobrol sama teman, bobo siang........ XDDD

Apato di Jepang Bag. 1
Apato di Jepang Bag. 2
Apato di Jepang Bag. 3

Untuk informasi mengenai program "Study in Japan", hubungi:

JELLYFISH EDUCATION INDONESIA (JEI)

Konsultan Belajar di Jepang

Gedung The Jakarta Post Lt. Dasar
Jl. Palmerah Barat 142-143 Jakarta 10270
Telp. (021) 5365-4610 / 11 (Senin-Jumat, 09.00-18.00)
Email: jellyfish.ina@gmail.com

Like Our Facebook Page: Jellyfish Indonesia
Follow Our Twitter: Jellyfish_INA
Google+ Page: Jellyfish Indonesia
Plurk: Jellyfish Indonesia
YouTube Channel: Jellyfish Edu-Ind
Pinterest Boards: Jellyfish Indonesia
Skype: Jellyfish-Indonesia
YM: Jellyfish.Indonesia



Begini bagian dalamnya kotatsu. Hati-hati jangan sampai kakimu kena pemanasnya ya!
Meja kotatsu bulat dengan kursi tanpa kaki
Berkesan romantis nggak sih??
Meja kotatsu panjang, cocok untuk keluarga
atau yang suka mengundang orang lain ke rumahnya
Dining kotatsu yang menggabungkan meja makan ala Barat
Gerbong kereta berisi deretan kotatsu! Pingin deh naik! ^^

Wednesday, June 19, 2013

Main di Jepang Bag. 1: Karaoke



Teman2 JEI, belajar sungguh-sungguh di Jepang itu penting banget! Kalau nggak, ngapain juga orangtua sampai mengirim kita ke Jepang??? Tapiiiiiii..... Main juga perlu, lhooo!!!
Dan kalau lagi bete, marah, atau patah hati dan pingin banget teriak, nothing beats the karaoke to let it all out!

Kata 'karaoke' sebenarnya gabungan dari kata 'kara' yang dalam bahasa Jepang berarti kosong dan 'oke' yang merupakan singkatan dari kata 'okesutora' yang artinya orkestra.
Mesin karaoke pertama kali diciptakan tahun 1971 oleh orang Jepang, tapi dipatenkan oleh seorang Filipina di tahun 1980. Kegiatan nyanyi-menyanyi ini menyebar ke seluruh Jepang dengan cepat, bahkan seantero dunia, karena bisa jadi ajang kumpul-kumpul yang meriah untuk segala usia dan kalangan.

Orang Jepang sendiri suka sekali ber-karaoke. Sampai-sampai mesin karaoke bisa ditemui di mana-mana: karaoke hall, ruang keluarga sebuah rumah, di klub atau bar, dalam mobil, dalam bentuk karaoke box, sampai mic karaoke personal!
Tapi, kali ini, kita ngebahas tentang karaoke hall aja ya ^__^

Karaoke hall bisa ditemui di hampir setiap jengkal kota di seluruh Jepang, dari kecil dengan hanya beberapa kamar sampai yang besar dengan beberapa lantai. Sistem dan prosedur tiap hall berbeda, tapi begitu sudah masuk di kamar-kamarnya nggak juga sih...
Harganya pun beda-beda. Ada yang murah-meriah, tapi gedungnya sudah tua dan kamarnya sempiiiiit. Ada yang mahalnya minta ampun, tapi dapat semua fasilitas. Ada juga yang pakai sistem paket untuk pelajar, member, happy hour (6 jam non-stop di siang hari kerja atau tengah malam wiken!), dsb. Belum lagi kalau pakai tambahan lain, seperti drink bar, camilan, minuman beralkohol, atau makanan berat.

Di dalam kamar karaoke, disediakan sebuah mesin dengan touch screen untuk memilih lagu. Lagu-lagunya lengkap, dari segala zaman dan genre, tapi......... semua dalam bahasa Jepang!!! Ada sih dalam bahasa asing: English, Chinese, Korean, dan Tagalog. Dan semuanya dikasih furigana! *LOL*

Pokoknya, boleh aja belajar dan berhemat, tapi rileks sama teman-teman juga perlu lho. Jadi, nggak ada salahnya sekali-sekali ke karaoke!

Untuk informasi mengenai program "Study in Japan", hubungi:

JELLYFISH EDUCATION INDONESIA (JEI)

Konsultan Belajar di Jepang

Gedung The Jakarta Post Lt. Dasar
Jl. Palmerah Barat 142-143 Jakarta 10270
Telp. (021) 5365-4610 / 11 (Senin-Jumat, 09.00-18.00)
Email: jellyfish.ina@gmail.com

Like Our Facebook Page: Jellyfish Indonesia
Follow Our Twitter: Jellyfish_INA
Google+ Page: Jellyfish Indonesia
Plurk: Jellyfish Indonesia
YouTube Channel: Jellyfish Edu-Ind
Pinterest Boards: Jellyfish Indonesia
Skype: Jellyfish-Indonesia
YM: Jellyfish.Indonesia



Salah satu karaoke hall yang besar. Ada berapa lantai tuh???
Panel touch screen untuk memilih lagu. All in Japanese! ^^
Drink bar tempat kita bisa ambil minum sepuasnya! Ada soda, kopi, teh, jus, es krim,
malah ada yang menyediakan cream soup!
Penampakan karaoke box dari luar. Bisa diisi sampai 3 orang
dan dioperasikan dengan koin seharga 100 yen untuk tiap satu lagu
Begini dalamnya karaoke box...
Inilah mic karaoke personal yang bisa disambungkan khusus ke perangkat Apple dan Wii,
Noiseless USB Karaoke Microphone. Nyanyi teriak-teriak pun nggak ada yang dengar deh

Tuesday, June 18, 2013

Belanja di Jepang Bagian 4: Point Card



Teman2 JEI yang sering main ke mall di Jakarta pasti nggak asing sama konsep point card ini deh. Atau kamu yang suka jajan minuman teh dalam kemasan. Atau yang sering menemani mamanya belanja ke salah satu hipermarket. Perhatikan deh, cuma namanya yang berbeda! Di sini ada yang menyebutnya point reward, stamp collection, dan lain-lain.

Banyak supermarket, toko elektronik besar, dan toko-toko lainnya di Jepang yang memakai sistem point card ini lho. Dan ini trik lainnya untuk berhemat di Jepang!

Memang sih, punya point card nggak lantas berarti kamu bakal dapat diskon setiap kali belanja karena fungsinya berbeda dari member card. Tapi, dengan memperlihatkan kartu ini pada kasir setiap pergi belanja, kamu akan mendapatkan poin yang kalau dikumpulkan sampai jumlah tertentu bisa ditukar menjadi voucher belanja di toko yang sama! Lumayan banget kan???

Jadi, kamu sering belanja di toko tersebut (terutama di satu supermarket tertentu), usaha sedikit deh membuat point card.

Cara membuatnya gampang lho. Tinggal datangi kasir atau bagian layanan konsumen dan bilang mau bikin point card. Nanti kamu akan dikasih formulir untuk diisi dengan nama, alamat, nomor telepon, dan nomor KTP sementara kamu.

Ada mengharuskan untuk membayar ongkos ganti cetak kartu, ada yang nggak. Ada yang kartunya bisa langsung kita pegang, ada yang baru bisa diambil setelah kartunya dicetak.

Nanti kalau point card-nya sudah banyak, kamu jadi punya alasan untuk membeli dompet point card lucu-lucu dari 100 yen shop deh! Ha ha ha ha ha.....


Kesannya sepele ya. Tapi, kalo memang bisa membantu kita berhemat lebih lagi, kenapa nggak???


Belanja di Jepang Bagian 1
Belanja di Jepang Bagian 2
Belanja di Jepang Bagian 3



Untuk informasi mengenai program "Study in Japan", hubungi:

JELLYFISH EDUCATION INDONESIA (JEI)

Konsultan Belajar di Jepang

Gedung The Jakarta Post Lt. Dasar
Jl. Palmerah Barat 142-143 Jakarta 10270
Telp. (021) 5365-4610 / 11 (Senin-Jumat, 09.00-18.00)
Email: jellyfish.ina@gmail.com

Like Our Facebook Page: Jellyfish Indonesia
Follow Our Twitter: Jellyfish_INA
Google+ Page: Jellyfish Indonesia
Plurk: Jellyfish Indonesia
YouTube Channel: Jellyfish Edu-Ind
Pinterest Boards: Jellyfish Indonesia
Skype: Jellyfish-Indonesia
YM: Jellyfish.Indonesia

Wednesday, June 12, 2013

Sekolah Bahasa Jepang itu Sebenarnya Apa sih???

Contoh situasi dalam kelas di sekolah bahasa Jepang

Ternyata, cukup banyak teman2 JEI yang masih bingung
"Sekolah Bahasa Jepang (SBJ) itu apa sih??"
Bahasa gampangnya, les bahasa Jepang yang langsung di Jepang! ^__^

Bedanya SBJ dengan sekolah umum atau tempat kursus biasa itu begini
Suasana di SBJ lebih serius dari di tempat kursus, tapi nggak seintens sekolah atau kuliah. Durasinya per hari juga beda, yaitu 3,5 sampai 4 jam sehari, lebih lama dari kursus dan lebih pendek dari sekolah.
Terus, kalau persentase absensi kamu bagus (di atas 95%), plus dibantu nilai akademis yang baik, kamu bisa diajukan sebagai penerima beasiswa untuk semester berikutnya! Tapi, itu kalau ada program beasiswa di SBJ tempat kamu belajar ya.......

Buat teman-teman yang sudah akrab sama prosedur untuk bersekolah ke negara lain, anggaplah SBJ ini lembaga foundation tempat kamu belajar bahasa Jepang secara intensif untuk bekal persiapan masuk ke perguruan tinggi yang kamu inginkan.

Betewe, teman-teman tahu 'kan, salah satu syarat untuk bisa diterima di perguruan tinggi (atau bekerja di perusahaan Jepang) adalah lulus JLPT (Japan Language Proficiency Test) alias Nihongo Noryoku-shinken Level 2 (sering juga disebut N2 Level). Dan SBJ adalah tempat paling TEPAT untuk mencapai target itu!

Teman-teman yang nggak berencana lanjut ke perguruan tinggi, SBJ juga pilihan paling benar untuk mengasah bahasa Jepang kamu, lalu ijazahnya dibawa pulang ke Indonesia buat dijadikan 'senjata pamungkas' dalam mencari kerja nantinya atau meningkatkan karier!

Baca juga blog JEI tentang Sistem Pendidikan di Jepang.

Kurikulum tiap SBJ itu berbeda-beda lho. Ada yang melulu belajar bahasa Jepang, ada yang programnya banyak diselingi acara budaya dan jalan-jalan, dan ada juga yang punya program tambahan persiapan tes masuk perguruan tinggi. Tinggal pilih mana yang sesuai kebutuhan dan budget kamu deh.

Keuntungan lain belajar di SBJ adalah, karena waktu belajarnya yang relatif singkat dalam sehari, kamu punya banyak waktu untuk baito! Di tempat baito inilah bahasa Jepang yang kamu sudah pelajari di SBJ diuji lewat percakapan sehari-hari dengan orang Jepang.
Pede saja, nggak usah takut salah! Namanya juga belajar! Iya 'kan?

Lantas, fungsinya JEI di sini apa dong?
Konsultan kami nanti yang akan bimbing kamu untuk mencari SBJ yang dibutuhkan, lengkap dengan akomodasi bahkan baito-nya. Kami punya banyak partner kerja sama dari berbagai SBJ, pengelola tempat tinggal, dan pemilik perusahaan.
Kami juga akan mengambil alih proses pendaftaran dan pengurusan dokumen-dokumennya, kamu tinggal duduk manis menunggu kabar.

Makanya, buruan tetapkan hati untuk belajar ke Jepang! ^__^

Untuk informasi lebih detail tentang SBJ dan program "Study in Japan", hubungi kami di:

JELLYFISH EDUCATION INDONESIA (JEI)

Konsultan Belajar di Jepang

Gedung The Jakarta Post Lt. Dasar
Jl. Palmerah Barat 142-143 Jakarta 10270
Telp. (021) 5365-4610 / 11 (Senin-Jumat, 09.00-18.00)
Email: jellyfish.ina@gmail.com

Like Our Facebook Page: Jellyfish Indonesia
Follow Our Twitter: Jellyfish_INA
Google+ Page: Jellyfish Indonesia
Plurk: Jellyfish Indonesia
YouTube Channel: Jellyfish Edu-Ind
Pinterest Boards: Jellyfish Indonesia
Skype: Jellyfish-Indonesia
YM: Jellyfish.Indonesia

Monday, June 10, 2013

Belanja di Jepang Bagian 3



Bagian dalam Shimamura. Awas nggak keluar-keluar.... XD

Saatnya JEI ngomongin belanja baju! YAAAAAY  \(^o^)/
*hus, biasa aja, kalee* -_-;;

Kamu pasti sudah akrab sama fashion ala Jepang. Entah kenapa, fashion Jepang punya ciri khas tersendiri yang memisahkannya dari fashion Barat, bahkan dari negara-negara tetangganya seperti Korea Selatan dan China. Lagian, zaman sekarang, siapa yang nggak kenal Harajuku Style? Yang bukan pengamat fashion pun tahu apa Harajuku Style. Tapi, fashion Jepang yang memang terkenal bergaya cutting edge dan tiada bandingannya nggak cuma sebatas Harajuku Style lho. Masih ada banyak aliran fashion lain di Negeri Sakura ini, dari yang 'normal' sampai yang paling nyeleneh!

Mengadopsi gaya berpakaian ala Jepang di Jakarta saat ini gampang, apalagi dengan dibukanya gerai asli Jepang seperti Muji dan yang segera menyusul, Uniqlo. Duuuuh, lucu-lucunyaaaaaa.......
Yang jadi masalah sekarang adalah gimana caranya supaya bisa tetap stylish walau hidup dengan budget terbatas? Maklum lah, mahasiswa asing miskin............... *timpuk rame2*

Di Jepang, ada perusahaan pakaian bernama Shimamura Group. Buat yang bisa baca huruf hiragana, nama perusahaan ini akan sering ditemui pada seragam para atlit nasional Jepang.
Nah, mereka punya lebih dari 1800 cabang di seluruh Jepang yang besarnya kira-kira setengah hipermarket yang biasa kita temui di Indonesia dan isinya............. PAKAIAN! Maa, nggak cuma pakaian sih, ada sepatu, kaus kaki, pakaian dalam, kasur, bantal, selimut, handuk, keset........ BANYAK DEH!!!
Jadi ingat kekalapan dan kekhilafan yang terjadi waktu pertama kali diajak senior belanja ke Shimamura..... Hahahaha.....
Dari luar, memang bangunan Shimamura nggak semegah mall di Indonesia, tapi jangan khawatir karena selain lengkap, model barang2 yang dijualnya tetap up-to-date, dan yang paling penting, harganya relatif murah! Tambah lagi, tersedia ukuran XS sampai 4L! Makanya, banyak orang bule yang belanja di toko ini.
Jadi, bergaya selama kamu belajar di Jepang nggak jadi masalah! Tinggal tanya ke senior, guru sekolah, atau tetangga, di mana cabang Shimamura terdekat.

Biar begitu, kamu harus tetap hati-hati waktu mau belanja baju, terutama untuk pakaian dalam, karena standar ukuran tiap merek dan negara itu berbeda. Nggak usah malu untuk bolak-balik ke ruang ganti untuk mencoba pakaian yang pas sama kamu. Begitu ketemu satu merek atau ukuran yang pas di badan dan di kantong, hafalkan atau tulis di buku notes atau smartphone-mu biar lain kali kamu mau belanja lagi, nggak perlu terlalu banyak mencoba.

Terus, karena di Jepang ada empat musim, gaya berpakaian dan warna secara umum dari pakaian orang Jepang pun berubah seiring pergerakan musim. Nggak terlalu signifikan sih, jadi nggak akan terasa kalau nggak benar-benar diperhatikan. Dan bukan cuma sekadar dari baju tipis untuk musim panas berganti ke baju tebal untuk musim dingin lho. Nah, kita bisa pergunakan ini juga lho.
Biasanya, baju musim panas akan diobral begitu memasuki musim gugur, baju musim gugur diobral di musim dingin, dst. Makanya, terciptalah rumus berbalik "baju musim panas di musim dingin, baju musim dingin di musim panas" *halah!*

Tips berikut mungkin lebih tepat kalau disebut saran. Nggak usah beli item fashion musim dingin terlalu banyak (kecuali untuk winter gear, seperti celana dalam long john), sebaliknya pusatkan belanjaanmu pada baju musim semi atau musim panas. Itu sebabnya, saran di atas diikuti dengan tips ini: belajar mix-and-match dari sekarang!
Kenapa??? Kamu tetap bergaya POL di musim panas, tapi bisa tetap hemat karena baju lucu musim panasmu itu bisa tetap dipakai walau di musim dingin (dengan sistem tumpuk plus dibantu over coat khusus winter)! Belum lagi kalau setelah masa studi di Jepang kamu harus pulang ke Indonesia, baju musim panasmu masih bisa dipakai juga untuk dandan abis-abisan di Indonesia.
Betewe, nggak perlu khawatir hasil mix-and-match ciptaanmu jadi aneh. Terus terang, banyak yang dandanannya lebih aneh kok. Orang Jepang umumnya nggak terlalu peduli sama orang yang bergaya nggak umum. Well, kecuali yang benar-benar kelewat ekstrem, seperti gaya Lolita....... ^_^;;

Hmm..... Apalagi yah?
Tas, topi, sepatu, sarung tangan, syal, kaus kaki, dan aksesoris berbahan kain lainnya juga bisa sekalian kamu borong di Shimamura. Aksesoris cewek seperti kalung dan anting juga ada lhooo...

Oh iya, bergeser ke alat-alat rumah tangga yang berbahan kain......
Di Shimamura, kamu juga bisa beli selimut, seprai, keset, dan lain-lain. Beli saja sesuai keperluan. Misalnya, beli saja seprai 2-3 set, pokoknya sekadar punya ganti selama yang kotor dicuci. Atau pastikan kamu memang butuh selimut ekstra buat musim dingin atau nggak. Hal yang senada berlaku untuk item-item lainnya; handuk, keset, sarung bantal, dsb.

Ada satu hal ekstra yang perlu kamu pertimbangkan sebelum membeli pakaian dan aksesoris, yaitu moda transportasi yang kamu gunakan untuk hilir-mudik di Jepang.
Kalau kamu naik sepeda, usahakan untuk tidak membeli barang-barang yang bisa mengganggu mobilitasmu dengan sepeda. Contohnya, memakai jaket atau membawa tas dengan aksesoris menjuntai yang berisiko membelit ke jeruji roda. Sudah cantik-cantik dandan, kan nggak seru kalau jatuh dari sepeda gara-gara baju atau tas sendiri.

Terakhir..............
Sebenarnya toko murah meriah nggak cuma Shimamura. Ada banyak toko lain, yang berukuran besar maupun yang kecil. Kamu tinggal tanya ke orang yang sudah lama tinggal di sana. Bisa juga jadi alasan untuk sekadar jalan-jalan 'kan?


Belanja di Jepang Bagian 1
Belanja di Jepang Bagian 2

Untuk informasi mengenai program "Study in Japan", hubungi:

JELLYFISH EDUCATION INDONESIA (JEI)

Konsultan Belajar di Jepang

Gedung The Jakarta Post Lt. Dasar
Jl. Palmerah Barat 142-143 Jakarta 10270
Telp. (021) 5365-4610 / 11 (Senin-Jumat, 09.00-18.00)
Email: jellyfish.ina@gmail.com

Like Our Facebook Page: Jellyfish Indonesia
Follow Our Twitter: Jellyfish_INA
Google+ Page: Jellyfish Indonesia
Plurk: Jellyfish Indonesia
YouTube Channel: Jellyfish Edu-Ind
Pinterest Boards: Jellyfish Indonesia
Skype: Jellyfish-Indonesia
YM: Jellyfish.Indonesia



Biar murah, tetap lucu kan?
Hadeeeeeh, pengen sepatu boots-nya!!! T_T
Penampakan Shimamura dari luar